Minggu, 22 November 2020

Komponen - Komponen Turbocharger

 Komponen-Komponen Turbocharger

Turbocharger

      Setelah pada kesempatan lalu kita membahas tentang sejarah singkat dari di temukannnya turbocharger. Maka pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang komponen-komponen apa saja sih yang ada di dalam turbocharge.

Bagian Utama Turbo

        Pada dasarnya berdasarkan cara kerjanya bagian bagian pada turbo terbagi menjadi 2 bagian yaitu Turbin dan Compressor. Selain kedua part utama tersebut terdapat pula part part penyempurna dan beberapa safety part untuk si turbocharger ini.

Bagian bagian turbo

1. Turbin

    Turbin adalah bagian mekanikal dari turbo yang bekerja dengan cara mengkonversi tekanan yang di hasilkan dari gas buang engine menjadi gaya putar. Perubahan dari tekanan atau aliran gas buang menjadi gaya putar ini dikarenakan desain dari sudu-sudu turbin yang berbentuk nozzle nozzle sehingga dapat dengan maksimal mengkonversi tekanan menjadi energi mekanikal. Turbin terbagi pula menjadi 2 bagian yaitu In dan Ex. Pada bagian In  akan terhubung ke exhause manifold yang terdapat pada engine. Sedangkan pada sisi Ex akan terhubung ke Muffler atau knalpot. Material pembuatan dari turbin berbeda dari yang lain dan memiliki ketahanan terkuat jika dibandingkan dengan komponen lain. Hal ini dikarenakan beban kerja dari turbin yang sangat lah berat. Pada turbin wheel terdapat cover yang berfungsi untuk melindungi dan menunjang kinerja dari turbin wheel. Cover ini berbentuk seperti casing pompa sentrifugal atau seperti rumah "keong". Cover ini bernama Housing Turbin. 

Turbin Wheel

 2. Compressor

    Compressor adalah bagian dari turbocharger yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan dari putaran turbin menjadi energi kinetik aliran udara.  Hal ini dikarenakan compressor berada pada satu shaft poros dengan turbin sehingga di saat turbin berputar maka compressor akan ikut berputar pula. Lalu di saat compressor berputar terjadi fenomena gaya hisap yang di timbulkan dari putaran ini. Hal ini di karenakan desain dari compressor wheel yang sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu gaya hisap. Gaya hisap ini lah yang dimanfaatkan untuk menganbil udara sebanyak banyak nya dari atmosfir guna meningkatkan supply udara ke dalam ruang bakal. Karena udara dipaksa untuk di hisap maka menciptakan sebuah gesekan. Gesekan ini menyebabkan suhu udara menjadi meningkat dan molekul udara menjadi mengembang. Sehingga perlu di tambah kan sistem pendinginan yang bernama intercooler. Compressor terbagi menjadi 2 bagian yaitu In dan Ex. Bagian In akan terhubung ke filter udara guna menghisap udara dari atmosfir. Sedangkan bagian Ex akan terhubung ke Intercooler yang akan masuk ke dalam intake manifold. Pada compressor wheel juga terdapat pula cover yang berguna melindungi dan mendukung sisten kerja compressor. Cover ini bernama Housing Compressor.

Compressor Wheel



3. Center Housing and Rotation Assembly / Shaft Poros

    CHRA adalah bagian yang menyatukan antara bagian compressor dan turbin. Di dalam CHRA terdapat shaft poros penyambung tenaga putaran dari turbin ke compressor dan terdapat pula bearing yang berfungsi sebagai bantalan shaft poros tersebut.

Center Housing and Rotating Assemble
 
    Di dalam CHRA terjadi sistem lubrikasi yang berfungsi untuk melumasi bearing dan shaft. Selain itu juga terdapat sistem cooling yang berfungsi untuk mendinginkan suhu dari turbo yang dikarenakan suhu yang sangat tinggi dari turbo itu sendiri. Kedua sistem tersebut dilakukan oleh oli yang di supply dari sistem lubrikasi engine.
Lubrikating dan Coooling System di CHRA


Bagian Pendukung Turbo

    Pada sistem Turbocharger terjadi banyak kekurangan dan kelemahan guna menutupi dan menyempurnakan kekurangan itu maka di tembahkan suatu komponen yang bernama Intercooler.

1. Intercooler

    Intercooler adalah komponen pendukung dalam sistem Turbocharger. Pada Proses turbocharger terjadi kenaikan tekanan udara baik itu secara volume maupun temperatur udara. Hal ini dalam ilmu termodinamika di namakan dengan proses isokhorik atau isovolumetrik. Hal ini di tandai dengan naiknya temperatur udara yang di hasilkan dari sistem turbocharger. Oleh karena itu maka di butuhkan sistem pendinginan yang bertujuan untuk menurunkan suhu dari udara tersebut sehingga kerapatan dari udara tadi menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka dibutuhkan sebuah komponen yang bernama intercooler. Intercooler ini bekerja dengan bantuan pendinginan udara. Intercooler biasanya di tempatkan berada di bagian depan kendaraan. Hal ini ditujukan agar intercooler mendapatkan suppl udara pendinginan yang melimpah sehingga sistem pendinginanpun menjadi semakin maksimal pula.


Intercooler

 

Komponenen Safety Turbo

    Seperti hal nya dengan komponen pendukung, komponen safety juga berguna untuk melengkapi dan menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada turbocharger. komponen safety ini lebih sebagai pelindung atas efek samping atau kerusakan yang di timbulkan dari penggunaan dari turbocharger. 

1. Waste Gate

     Pada kendaraan akan terjadi yang namanya putaran engine atau yang biasa di sebut RPM. RPM ini akan bekerja variatif sesuai dengan kontrol yang kita lakukan. Karena RPM yang bervariasi maka akan menyebabkan pula bervariasinya jumlah dari gas buang dan juga terperatur dari gas buang itu sendiri. Semakin tinggi putaran engine atau RPM maka rasio jumlah gas buang juga akan ikut meningkat pula. Karena jumlah dari gas buang meningkat maka akan menyebabkan putaran pada turbin turbo akan ikut meningkat pula. Hal ini dapat berakibat naiknya suhu dari turbo dan engine yang dapat mengakibatkan terjadinya overheat engine. Untuk mengatasi ini maka di pasanglah komponen yang bernama Waste Gate. Waste gate memiliki fungsi untuk merealis atau membuang secara by pass sisa gas buang yang melewati batas standart. Sehingga overheat engine dapat di hindari.

 
Wastegate

2. Blow-Off Valve

    Blow off valve adalah salah satu safety yang terpasang pada sistem turbocharger. Benda ini berfungsi untuk merealis sisa-sisa udara dari intercooler yang tidak terpakai. Disaat throttle tidak di injak maka katup yang berada di intake manifold tidak akan terbuka pula. Hal ini menyebabkan udara dari compressor turbo tidak dapat masuk ke ruang bakar karena tertutup oleh katup. Udara yang tidak dapat lewat ini akan terjebak di dalam dalam saluran antara compressor dan ruang bakar. Udara ini harus di buang karena akan mengakibatkan terjadinya penumpukan udara yang dapat berakibat rusaknya intake manifold atau komponen lainnya. Oleh karena itu di tambahkanlah Blow-Off Valve yang bertugas membuang sisa udara ini.

blow Off Valve


    Sekian penjelasan saya mengenai komponen-komponen Turbocharger. Apa bila terdapat pertanyaan ataupun saran silahkan komen dibawah. Wassalamualaikum wr. wb. 


Buka juga :



    







Jumat, 20 November 2020

Sejarah Turbocharger

 Turbocharger

 
Turbocharge Engine


     Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi pengetahuan tentang apasih itu Turbocharger, bagaimana cara kerjanya, dan apa aja sih komponen-komponen yang ada di dalamnya. Pasti di antara kita sudah banyak yang pernah mendengar nama turbocharger atau yang sering kita sebut dengan turbo entah itu dari game, film, ataupun hanaya sekedar pernah dengar. Ya turbo adalah salah satu alat penunjang atau pendukung bagi engine atau mesin yang berguna untuk meningkatkan power output dari si engine tersebut.  

Sejarah Turbocharger

    Awal mula dari di temukannya turbo tak lepas dari seorang insinyur dari swiss yang Alfred Buchi. Lalu penemuannya itu dipatenkan pada tahun 1905. Setelah penemuan itu nama besar turbo mulai melambung dan mulai berkembang pesat.

    Namun perlu di ketahui bukanlah dunia otomotif yang pertama kali menggunakan sistem turbo. Melainkan dari pesawat-pesawat pada perang dunia 1. Hal ini dilatar belakangi oleh terjadinya runtutan insiden di mana mesin pesawat mendadak mati sendiri pada ketinggian 4000 meteran di atas permukaan air laut. Hal ini dikarenakan pada ketinggian tersebut asupan udara yang dibutuhkan oleh mesin untuk menggerakan pesawat tidak mencukupi. Ini dikarenakan pada ketinggian 4000 meter DPAL memiliki tekanan udara yang lebih rendah. Oleh karena itu pada tahun 1918 seorang insinyur dari amerika bernama Stamford Moss memasangkan turbo pada mesin pesawat V12 Liberty dan uji cobanya menuai kesuksesan.

Pesawat Turbo Pertama


    Turbo mulai masuk ke dunia perotomotifan pada tahun 1938 melalui Perusahaan otomotif dari swiss saurer. Mereka menerapkan turbo pada kendaraan truck yang bermesin diesel.

Truck diesel turbo pertama


    Sekian penjelasan saya tentang sejarah turbocharger. Semoga Artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Untuk penjelas tentang bagian bagian turbo, cara kerja turbo, dan jenis jenis kerusakan pada turbo silahkan buka di artikel JuniorMechanic. Wassalamualaikum wr. wb.  

Senin, 24 Februari 2020

Fungsi Dan Manfaat Oli

Semua Tentang Oli

1.0 oli 

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan oli. Pertama tama mari kita bahas tentang pengertian dari oli itu sendiri ? Oli adalah sebuah fluida atau cairan yang di dapatkan dari hasil penyulingan crude oil atau minyak mentah yang di olah lagi dengan penambahan bahan kimia sehingga kinerja dari oli dapat sesuai dengan yang di inginkan. Berikut ini hal-hal tentang oli.

1. Fungsi Oli

Oli memiliki berbagai macam fungsi dan kegunaan antara lain:
a. Pendingin / Cooling.
    Oli dapat bekerja sebagai pembuang panas pada komponen yang dilindunginya semisal pada engine, oli dapat menyerap panas pada piston dan liner sehingga mencegah terjadinya overheat dan engine menjadi lebih dingin.
b. Pelumas / Lubrication. 
    Oli berfungsi untuk mengurangi gesekan antar komponen sehingga dapat mengurangi keuasan yang terjadi dan lifetime dari komponen itu sendiri dapat meningkat.
c. Pencegah karat / Anti corotion.
    Oli dapat melindungi komponen dari pengaruh senyawa sulfur dan paparan oksidasi sehingga dapat mencegah komponen itu dari kontaminasi karat.
d. Penyekat / Sealing.
    Oli dapat mencegah terjadinya kebocoran gas antara liner dan piston karena sifat oli yang dapat menyekat.
e. Pembersih / Cleaning.
    Oli dapat bekerja sebagai pembersih komponen dari carbon atau kerak, debu, dan gram-gram sisa gesekan komponen dengan prinsip mengikat kotoran yang menempel sehingga kotoran itu dapat terikat dan keluar saat di lakukannya pergantian oli.
f. Penerus Tenaga
    Oli dapat menjadi penggerak suatu objek dengan memanfaatkan pressure yang dihasilkan nya karena sifat dari oli yang tidak dapat di mampatkan. oleh sebab itu oli sangat cocok digunakan sebagai penggerak cyliner maupun motor.

2. Jenis Oli

Oli di bedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan pemanfaatanya.
a. Hydraulic Oil.
b. Engine Oil.
c. Gear Oil.
d. Automatic Transmition Oil.
e. Break Oil.

3. Klasifikasi Oli

Setiap jenis oli di atas memiliki pengkelasan atau klasifikasinya masing-masing sesuai dengan kualitas atau kegunaannya. Berikut ini pengkelasan pada tiap-tiap jenis oli:
a. Engine Oil                     : API C series dan S series /  SAE10 ~50
b. Hydrauic Oil                 : ISO VG~32 s/d ISO VG~1500
c. Gear Oil                        : AGMA, GL-1 s/d GL-8A atau SAE 60~250
d. Break Oil                      : DOT 1 s/d DOT 4

Penjelasan kelas oli:
     1. API
American Petrolium Institute adalah asosiasi yang di bentuk oleh amerika yang bergerak di bidang petrolium atau perminyakan. API mengklasifikasikan oli menjadi 2 yaitu C series untuk engine diesel dan S series untuk engine gasoline atau bensin.
C series     : Pada C series terdapat beberapa klas yaitu dari CA s/d CF. Klas tersebut di dapatkan dari serangkain penelitian dan riset uji engine untuk mengevaluasi kemampuan pencegahan terhadap melekatnya stuck atau ring piston. Untuk saat ini klas terbaik yaitu CF dan ini akan terus berkembang mengikuti perkembangan.
S series      : Pada S series terdapat beberapa klas pula yaitu dari SA s/d SG. Klas tersebut di dapatkan dari serangkaian uji yang dilakukan pada engine gasolin. Untuk saat ini klas terbaik adalah SG.
     2.SAE
Society of Outomotive Engineers adalah asosiasi internasional yang bergerak dalam mengatur berbagai standarisasi di berbagai bidang. Dalam bidang kekentalan oli terdapat beberapa klasifikasi antara lain SAE10, SAE 20, SAE30, Dll. Selain itu juga terdapat oli multigrade antara lain SAE10W-30, SAE15W-40, SAE85-140, Dll.
     3. ISO VG
International Society of Organitation adalah organisasi dari para pakar international yang berpusat di jenewa dan bertugas untuk membuat standar dalam berbagai hal. Dalam hal kekentalan oli mereka membuat ISO- Viscosity Grade guna menjadi acuan kekentalan oli.
     4. AGMA
American Gear Manufacturers Association adalah standart khusus yang dibuat untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan gear baik itu material, ukuran, fungsi, dan termasuk juga pelumas pada gear.
     5. DOT
Departement Of Transportation adalah standart khusus yang mengatur tentang break oil atau minyak rem. Penetapan Standart DOT di dasari dari hasil pengukuran nilai titik didih atau boiling point.



Sekian penjelasan artikel tentang berbagai hal tentang oli. Semoga artikel ini bemanfaat bagi kita semua. Jika tertadapat pertanyaan tentang hal-hal ilmu mechanik yang ingin di tanyakan silahkan langsung saja bertanya di kolom komet.
Sekian dari saya wassalamualaikum wr. wb. Please To Suport My Blog In Order To Develop.